Kamis, 21 April 2011

Puisi untuk cinta

Ini kisah seorang gadis yang sedang tergila gila oleh pemuda pujangga di sekolahannya. Suatu hari dia mendapatkan sepucuk surat dari sang pemuda yang dititipkan pada teman dekat gadis tersebut.

Teman : cinta, ni kamu dapat surat dari aryo
Cinta : ahh yang bener, mana? Asyik jadian juga nich.
Teman : nih baca, aku juga pingin tahu isinya
Cinta : (membaca isi surat tersebut yang ternyata sebuah puisi)

Malam pekat…dingin dan sepi…
Tak satupun binatang malam berani tunjukkan batang hidungnya
Aku termenung dalam pelukan gelap
Dan melamun dalam dekapan sepi

Dari jauh kudengar lirih sebuah suara
Kian lama kian mendekat
Mendekat dan kian mendekat
Entah kenapa aku merasa suara tersebut berusaha mencari tempat persinggahanku

Tek… tek… tek…
Suara itu kian jelas mengiang di kedua lubang telingaku
Membuat merinding bulu disekujur tubuhku
Dan menciutkan nyali lelakiku

Dalam benakku tersirat
Memutar otak mengurai jawab
Hantu apakah ini?
Jrangkong, pocong, ataukah sundel bolong?

Seketika tubuhku gemetar
Ketika suara itu telah menemukan tempatku beranjak
Bersuara keras disampingku dan berkata
Tek…tek…tek… baksooo mas, dingin dingin makan bakso ueenaak tenaaaann

Teman : hahahaha, gak jadi pacaran nie yeee, awalnya romantis, ujung-ujungnya cuma bakso
Cinta : whaduh uisin ki (sambil mrenguuut, sampai-sampai bibirnya pun bisa dikuncir atau dikelabang)
Teman : dah nggak usah mrenguut, kasihan tu anak tetangga nangis girap-girap ngelihat wajah mrengutmu
Cinta : ya baru kali ini, "bakso di sampul surat untuk cinta", jan apeeessss apessss, nggak jadi happy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar